JASAPAKETAQIQAH.COM – Secara umum, wanita memang memiliki harapan hidup yang lebih panjang dibandingkan pria. Di Amerika Serikat saja, rata-rata wanita bisa hidup hingga usia sekitar 80 tahun, sedangkan pria sekitar 75 tahun. Fenomena ini tidak hanya berlaku pada manusia, tetapi juga pada sebagian besar mamalia lainnya. Hal ini tidak bergantung pada lokasi tempat tinggal, tingkat ekonomi, maupun faktor lainnya.
Menurut Dena Dubal, seorang profesor neurologi di Universitas California, San Francisco, fenomena ini bersifat global dan tetap konsisten di tengah berbagai kondisi ekstrem seperti penyakit, kelaparan, epidemi, bahkan di situasi bencana besar. Para ilmuwan terus mempelajari perbedaan proses penuaan antara pria dan wanita dengan harapan dapat menemukan cara memperpanjang usia hidup dan meningkatkan kualitas kesehatan bagi keduanya. Berikut adalah beberapa alasan utama yang telah teridentifikasi.
1. Genetika
Penelitian menunjukkan bahwa kromosom seks wanita (XX), yang mengandung DNA bersama dengan kromosom lain, memainkan peran penting dalam umur panjang meskipun mekanismenya belum sepenuhnya dipahami. Studi tahun 2018 yang dilakukan oleh laboratorium Dubal mengamati tikus yang dimodifikasi secara genetik dengan berbagai kombinasi kromosom seks dan organ reproduksi. Hasilnya menunjukkan bahwa tikus dengan dua kromosom X dan ovarium memiliki masa hidup paling panjang, diikuti dengan tikus yang memiliki kromosom XX dan testis. Sebaliknya, tikus dengan kombinasi XY memiliki rentang hidup lebih pendek.
Peneliti menduga bahwa keberadaan kromosom X kedua memiliki efek perlindungan terhadap kematian dini. Walaupun studi ini belum dilakukan pada manusia, Dubal percaya bahwa struktur hormonal dan reproduksi yang serupa memungkinkan temuan ini relevan bagi manusia.
Montserrat Anguera, seorang ahli biomedis dari Universitas Pennsylvania, juga menambahkan bahwa faktor epigenetik yang melibatkan pengaruh lingkungan atau gaya hidup seperti stres kronis berkontribusi pada perbedaan rentang hidup melalui ekspresi gen tertentu.
2. Hormon
Estrogen, salah satu hormon seks utama pada wanita, diyakini memberikan perlindungan terhadap berbagai gangguan kesehatan. Penelitian menunjukkan bahwa sebelum menopause, sistem kekebalan tubuh wanita cenderung lebih kuat dan responsif dibandingkan pria. Menurut Benayoun, hal ini berkontribusi pada kemampuan wanita mengatasi infeksi lebih baik daripada pria, sehingga meningkatkan harapan hidup mereka.
Sebaliknya, pria lebih rentan terhadap infeksi serius yang sering kali berujung pada risiko kematian lebih tinggi, seperti sepsis. Selain itu, penelitian pada tahun 2017 menemukan bahwa wanita yang mengalami menopause di usia lebih lanjut memiliki harapan hidup lebih panjang dibandingkan mereka yang mengalaminya di usia yang lebih muda. Penurunan kadar estrogen saat menopause diketahui melemahkan sistem kekebalan tubuh wanita, sehingga mereka lebih rentan terhadap penyakit setelah masa tersebut.
3. Gaya Hidup dan Pola Perilaku
Faktor perilaku juga memainkan peranan penting dalam perbedaan umur antara pria dan wanita. Kyle Bourassa, psikolog senior dari Duke University, menjelaskan bahwa wanita cenderung menghindari kebiasaan berisiko tinggi seperti merokok atau mengonsumsi alkohol secara berlebihan.
Lebih dari itu, wanita sering kali menjalankan perilaku yang menunjang kesehatan, seperti rutin melakukan pemeriksaan medis atau menggunakan sabuk pengaman saat berkendara. Bersosialisasi dan menjaga hubungan sosial juga menjadi faktor pendukung, karena dapat melindungi mereka dari efek buruk akibat isolasi atau kesepian. Analisis tahun 2023 menambahkan bahwa wanita cenderung memiliki angka kematian lebih rendah karena overdosis obat atau bunuh diri dibandingkan pria.
4. Faktor Eksternal
Pada tingkat sosial yang lebih luas, beberapa faktor eksternal turut memengaruhi kesenjangan umur ini. Naoko Muramatsu, ahli kesehatan masyarakat dari Universitas Illinois Chicago, menyebutkan bahwa laki-laki lebih sering menjadi korban kekerasan senjata, perang, atau pekerjaan berisiko tinggi. Selama pandemi COVID-19 misalnya, tingkat kematian pria jauh lebih tinggi daripada wanita karena mereka umumnya bekerja di sektor yang lebih rentan terhadap paparan virus, seperti konstruksi atau layanan makanan.
Pria juga lebih mungkin menghadapi situasi yang memengaruhi kesejahteraan mereka secara signifikan, seperti tunawisma atau berada dalam lembaga pemasyarakatan. Faktor-faktor ini berdampak besar pada statistik harapan hidup mereka.
Dengan memahami berbagai faktor biologis, perilaku, dan sosial yang mendukung wanita, tidak mengherankan bahwa wanita cenderung memiliki usia hidup yang lebih panjang.
Baca Juga : Psikolog Paparkan Pengaruh Musim Hujan pada Suasana Hati