JASAPAKETAQIQAH.COM – Sembelit, atau konstipasi, merupakan kondisi yang ditandai oleh kesulitan buang air besar (BAB), penurunan frekuensi BAB, serta feses yang kering atau keras. Menariknya, kondisi ini lebih sering dialami oleh perempuan dibandingkan laki-laki.
Menurut dr. Ari Fahrial Syam, seorang ahli di bidang penyakit dalam dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, perempuan lebih rentan terhadap sembelit karena sejumlah faktor, termasuk pengaruh hormon, kurangnya aktivitas fisik, kebiasaan makan yang tidak seimbang terutama diet rendah serat obat-obatan tertentu, serta gangguan psikologis seperti depresi.
Beberapa faktor lain yang turut menyumbang risiko sembelit meliputi usia, kehamilan, kurangnya konsumsi air putih, serta minimnya asupan serat. Bahkan, sembelit yang berkepanjangan dapat memicu komplikasi seperti dispepsia, radang usus, divertikulosis (kantong pada dinding usus), hingga wasir akibat luka dari feses yang keras.
Mengapa Sembelit Terjadi?
Mengutip laman Siloam Hospitals, penyebab sembelit dapat bervariasi antar individu. Namun, terdapat sejumlah penyebab umum yang sering menjadi pemicunya:
1. Gaya Hidup yang Tidak Sehat
Kebiasaan makan yang buruk, seperti jarang mengonsumsi sayuran dan rendahnya asupan cairan, menjadi penyebab utama sembelit. Terlalu sering mengonsumsi produk olahan susu dan kurang olahraga juga memperburuk kondisi ini.
Solusinya adalah menerapkan pola hidup sehat dengan memperbanyak konsumsi makanan berserat seperti sayuran dan buah-buahan, mencukupi kebutuhan cairan tubuh dengan air putih minimal delapan gelas per hari, serta rutin bergerak atau berolahraga.
2. Kebiasaan Menunda Buang Air Besar
Banyak orang menunda buang air besar karena alasan kesibukan atau ketidaknyamanan. Kebiasaan ini perlu dihentikan karena dapat membuat frekuensi BAB berkurang dan menyebabkan sembelit.
3. Penyakit Tertentu
Dalam beberapa kasus, sembelit dapat menjadi indikasi adanya penyakit tertentu seperti diabetes, sindrom iritasi usus besar (IBS), radang usus, atau bahkan kanker usus besar.
4. Kehamilan
Masalah sembelit cukup umum terjadi selama kehamilan. Hal ini terutama disebabkan oleh tingginya kadar hormon progesteron, yang membuat otot-otot tubuh, termasuk di saluran pencernaan, menjadi lebih rileks sehingga kontraksi usus melambat. Untuk mengatasinya, ibu hamil dapat mengonsumsi lebih banyak makanan kaya serat, probiotik, dan membatasi asupan kalsium berlebih.
Tips Mengatasi Sembelit
Dilansir dari WebMD, berikut langkah-langkah praktis yang dapat membantu meredakan sembelit secara alami:
– Tingkatkan konsumsi serat makanan untuk melunakkan feses dan memperbaiki kelancaran BAB.
– Pastikan tubuh terhidrasi dengan cukup minum air putih setiap hari.
– Minum kopi atau minuman berkafein di pagi hari, karena penelitian menunjukkan kafein dapat merangsang fungsi pencernakan.
– Hindari makanan tinggi lemak dengan kandungan serat rendah, yang berpotensi memperburuk sembelit.
– Rutin berolahraga untuk memaksimalkan fungsi gerakan usus.
– Lakukan pijatan pada area perut untuk membantu mempercepat pergerakan usus dan meredakan kesulitan saat BAB.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda dapat mencegah dan mengatasi masalah sembelit sekaligus mempertahankan kesehatan sistem pencernaan secara alami. Namun, jika sembelit tetap berlangsung atau menjadi semakin serius, sebaiknya segera konsultasikan kondisi Anda dengan tenaga medis profesional.
Baca Juga : 5 Tanda Gangguan Kesehatan Usus yang Harus Diperhatikan