JASAPAKETAQIQAH.COM – Henti jantung adalah kondisi darurat di mana jantung secara tiba-tiba berhenti berdetak, menghentikan aliran darah ke organ-organ vital. Tanpa tindakan cepat, penderita henti jantung dapat meninggal hanya dalam hitungan menit.
Menurut ahli jantung dan pembuluh darah, dr. Susetyo Atmojo, SpJP, upaya seperti memijat atau menepuk tubuh pasien yang tumbang akibat henti jantung tidak memberikan manfaat apapun. Bahkan, langkah-langkah tersebut dapat membuang waktu berharga yang seharusnya digunakan untuk tindakan penyelamatan yang tepat.
Tindakan seperti hanya memijat, memberikan minyak angin, menyodorkan minuman, atau menepuk-nepuk pipi sebenarnya tidak membantu. Penelitian berbasis bukti menunjukkan bahwa satu-satunya cara yang efektif adalah melakukan resusitasi jantung-paru (CPR) atau pijat jantung secara benar, jelas dr. Susetyo saat ditemui di Puskesmas Palmerah, Jakarta Barat, Senin (5/5/2025).
Dr. Susetyo juga menekankan bahwa pengetahuan tentang resusitasi jantung-paru seharusnya dimiliki oleh setiap orang. Ia mencontohkan bagaimana di sekolah-sekolah di luar negeri, resusitasi sudah diajarkan sebagai keterampilan dasar sejak usia dini.
Kesadaran ini penting untuk menciptakan lingkungan yang tanggap terhadap insiden henti jantung. Dalam situasi darurat, respons cepat dari orang di sekitar bisa membuat perbedaan besar bagi nyawa seseorang.
Misalnya, teman kita tiba-tiba terkena henti jantung. Lingkungan sekitar yang sudah memiliki pengetahuan dasar tentang CPR dapat segera bertindak. Sebaliknya, jika hanya diurut, ditepuk-tepuk, diberi minyak kayu putih, atau disuguhkan air, semua itu belum terbukti mampu menyelamatkan nyawa korban, tambahnya.
Sambil melakukan resusitasi atau pijat jantung, segera hubungi layanan ambulans agar pasien bisa mendapatkan pertolongan medis sesegera mungkin. Resusitasi harus terus dilakukan sampai bantuan medis datang untuk memastikan aliran darah tetap berjalan.
Berikut tahap-tahap CPR yang perlu Anda lakukan jika menghadapi seseorang dengan henti jantung:
– Pastikan area sekitar pasien aman.
– Coba panggil pasien untuk melihat apakah ia responsif.
– Jika tidak ada respons, segera hubungi layanan ambulans.
– Tempatkan kedua tangan Anda di bagian tengah dada pasien.
– Berikan tekanan dengan kedalaman 5-6 cm dengan kecepatan 100-120 kali per menit.
– Lakukan 30 kali tekanan dada diikuti dengan 2 napas buatan secara bergantian.
– Periksa kembali denyut jantung dan pernapasan pasien.
– Jangan hentikan CPR hingga tenaga medis tiba. Jika merasa lelah, mintalah orang lain menggantikan Anda untuk melanjutkan resusitasi.
Langkah-langkah ini sangat penting untuk meningkatkan peluang korban selamat. Pengetahuan dasar tentang penyelamatan seperti ini dapat menjadi kunci dalam menyelamatkan nyawa seseorang.
Baca Juga : Waspada! Gumpalan di Leher Mungkin Kanker Limfoma, Berikut Cara Memeriksanya