JASAPAKETAQIQAH.COM –Mata kedutan sering diasosiasikan dengan mitos sebagai pertanda rezeki. Namun, secara medis, kondisi ini memiliki penjelasan tersendiri.
Spesialis saraf dari Perhimpunan Dokter Neurologi Seluruh Indonesia (Perdosni), dr. Henry Riyanto, SpN, SubspNN (K) FNOnk, menjelaskan bahwa kedutan pada umumnya tidak berbahaya. Meski demikian, ada tanda-tanda tertentu dari kedutan yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter.
Langkah ini penting untuk memastikan kedutan tidak berkaitan dengan masalah kesehatan yang serius.
Dr. Henry menjelaskan bahwa hal yang patut diperhatikan adalah frekuensi, durasi, dan intensitas kedutan. Apabila frekuensi kedutan meningkat dalam sehari, durasi dengan waktu lama, atau intensitasnya semakin kuat hingga menyebar ke area wajah lainnya, maka kondisi ini perlu dievaluasi lebih lanjut. Hal tersebut beliau sampaikan dalam acara simposium “Recent Update of Neuroscience & Minimally Invasive Neurosurgery” di Mayapada Hospital Jakarta Selatan, Sabtu (3/5/2025).
Penyebab utama kedutan biasanya dikaitkan dengan stres atau kekurangan kadar elektrolit dalam tubuh seperti natrium, kalium, atau magnesium. Untuk pencegahan, dr. Henry menyarankan peregangan otot wajah ketika merasa lelah atau stres sebagai upaya sederhana untuk meredakan gejala.
Dalam konteks medis, evaluasi biasanya dilakukan untuk mengidentifikasi apakah gangguan tersebut berasal dari otot, hubungan antara otot dan saraf, atau karena masalah pada saraf itu sendiri.
Cleveland Clinic mencatat bahwa kondisi myokymia atau kedutan mata dapat disebabkan oleh beberapa faktor berikut:
– Stres
– Kelelahan ekstrem
– Kurang tidur
– Konsumsi kafein berlebih
– Penggunaan nikotin
– Mata kering
Selain itu, beberapa penyebab lain yang lebih serius juga dapat berkontribusi pada kedutan mata, seperti:
– Konsumsi obat-obatan tertentu
– Cedera pada saraf atau otak
– Gangguan pada sistem saraf
– Pertumbuhan tumor
Jika Anda mengalami kedutan dengan ciri-ciri di atas atau diduga terkait dengan kondisi medis serius, disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat.
Baca Juga : Tanda-tanda Nyeri Kepala akibat Tumor Otak, Ternyata Begini Perbedaannya