Memahami Risiko dan Pencegahan Penyakit Tuberkulosis

Juli 9, 2025

JASAPAKETAQIQAH.COM – Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Kendati kasus TBC cenderung jarang ditemukan di negara maju, penyakit ini masih menjadi ancaman kesehatan serius di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

Penyebaran TBC terjadi melalui udara, saat individu dengan TBC aktif batuk, bersin, atau berbicara, sehingga melepaskan droplet yang mengandung bakteri ke lingkungan. Orang lain berisiko terinfeksi melalui inhalasi droplet tersebut. Meski demikian, tidak semua orang yang terpapar bakteri langsung jatuh sakit karena sistem imun seringkali mampu mengendalikan bakteri sebelum menyebabkan infeksi.

Menurut Mayo Clinic, TBC dapat menyerang siapa saja, tetapi terdapat sejumlah faktor yang meningkatkan risiko infeksi dan memperbesar peluang berkembangnya penyakit menjadi TBC aktif. Untuk itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyarankan pemeriksaan rutin bagi mereka yang berada dalam kelompok berisiko tinggi.

1. Risiko Infeksi TBC

Lingkungan hidup atau kerja tertentu dapat mempermudah penularan penyakit ini. Beberapa kondisi yang meningkatkan risiko seseorang untuk tertular infeksi TBC meliputi:
– Tinggal bersama penderita TBC aktif.
– Menetap atau bepergian ke daerah dengan tingkat kasus TBC yang tinggi.
– Berada di tempat tinggal dengan kepadatan tinggi, seperti penjara, panti jompo, atau tempat penampungan tunawisma.
– Berada di komunitas dengan risiko tinggi penyebaran TBC.
– Bekerja di sektor kesehatan yang melibatkan perawatan pasien dengan risiko tinggi.

2. Risiko Perkembangan TBC Aktif

Sistem imun yang lemah meningkatkan kemungkinan infeksi berkembang menjadi TBC aktif. Beberapa kondisi medis maupun pengobatan yang melemahkan sistem kekebalan tubuh mencakup:

– HIV/AIDS.
– Diabetes.
– Gangguan fungsi ginjal berat.
– Kanker pada kepala, leher, atau darah.
– Malnutrisi atau berat badan rendah.
– Terapi kanker seperti kemoterapi.
– Obat untuk mencegah penolakan organ transplantasi.
– Penggunaan steroid dalam jangka panjang.
– Penyalahgunaan narkoba melalui suntikan.
– Konsumsi alkohol berlebihan.
– Merokok atau penggunaan produk berbasis tembakau lainnya.

3. Usia dan Risiko TBC Aktif

Risiko berkembangnya infeksi menjadi TBC aktif berubah sesuai usia. Anak-anak di bawah usia 5 tahun, khususnya yang berusia kurang dari 2 tahun, memiliki risiko tinggi terkena komplikasi serius seperti meningitis yang memengaruhi cairan sekitar otak dan tulang belakang.

Pada kelompok usia 15 hingga 25 tahun, TBC aktif lebih sering menyerang paru-paru dengan intensitas yang mungkin lebih parah dibanding kelompok usia lainnya. Sementara itu, individu berusia 65 tahun ke atas berisiko lebih besar terhadap TBC aktif karena menurunnya daya tahan tubuh pada lansia, disertai potensi kesulitan dalam pengobatan dan penyembuhan.

Pencegahan

Bagi penderita TBC aktif, langkah pencegahan harus diambil untuk menghindari penularan ke orang lain. Pengobatan biasanya berlangsung selama 4 hingga 9 bulan, dan penting untuk mengikuti instruksi dokter sepenuhnya sepanjang masa terapi. Dalam kurun waktu 2 hingga 3 minggu pertama setelah diagnosis, risiko menular penyakit masih cukup tinggi.

Mengutip Cleveland Clinic, berikut beberapa langkah pencegahan untuk mengurangi risiko penyebaran TBC:

– Mencuci tangan secara teratur dan menyeluruh.
– Menutup mulut dengan siku saat batuk atau menggunakan tisu sebagai pelindung.
– Menghindari kontak dekat dengan orang lain hingga masa penularan berlalu.
– Mematuhi jadwal dan dosis obat sesuai resep dokter tanpa terlewatkan.
– Menghindari kembali ke aktivitas publik, seperti bekerja atau sekolah, hingga mendapat izin dari tenaga medis yang merawat Anda.

Di fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, ventilasi udara yang baik serta pemanfaatan alat pelindung diri menjadi aspek utama dalam upaya menghentikan penyebaran tuberkulosis.

Baca Juga : Cara Mengontrol Tekanan Darah bagi Penderita Hipertensi Tanpa Menggunakan Obat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *