JASAPAKETAQIQAH.COM – Kasus pencabulan di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung diangkat oleh seorang oknum tenaga medis dengan kedok crossmatch darah. Modusnya, korban dibius total dengan alasan akan menjalani crossmatch darah.
Sebenarnya, apa itu crossmatch darah dan bagaimana prosedurnya sebenarnya dilakukan?
Crossmatch darah adalah serangkaian tes laboratorium penting sebelum transfusi darah. Tujuannya sangat vital karena memastikan kecocokan antara darah pendonor dan penerima, menghindari reaksi penolakan imun.
Proses ini merupakan “uji coba” kecil sebelum transfusi sebenarnya, menggunakan sampel darah dari pendonor dan penerima. Ketidakcocokan dapat menyebabkan sistem imun penerima menganggap sel donor sebagai ancaman, membentuk antibodi, dan menimbulkan reaksi transfusi berbahaya.
Langkah-langkah Proses Crossmatching
Menurut Web MD, prosedur ini meliputi beberapa tahap:
1. Penentuan Golongan Darah
Langkah awal ini menentukan golongan darah pasien (A, B, AB, atau O) serta status Rh-nya (positif atau negatif).
2. Pendeteksian Antibodi
Tes ini mencari antibodi dalam darah yang dapat memperlambat atau membahayakan proses transfusi jika tidak terdeteksi.
3. Crossmatch Mayor vs Minor
Crossmatch Mayor dilakukan dengan mencampur sel darah merah pendonor dengan serum penerima, mendeteksi antibodi penerima yang dapat menyerang sel donor. Crossmatch Minor tidak wajib dan dilakukan dengan mencampur serum pendonor dengan sel darah merah penerima untuk mendeteksi potensi antibodi dari pendonor.
4. Metode Komputerisasi
Di beberapa rumah sakit modern, komputer digunakan untuk menganalisis hasil tes guna meningkatkan akurasi dan kecepatan.
Mengapa Crossmatch Itu Penting?
Transfusi tanpa crossmatch bagai berjudi dengan nyawa. Penolakan darah bisa menyebabkan reaksi akut seperti demam, nyeri dada, penurunan tekanan darah, hingga gagal ginjal atau kematian. Oleh karena itu, crossmatch menjadi syarat wajib sebelum darah dikeluarkan dari bank darah.
Secara umum, pengambilan sampel darah untuk crossmatch aman. Risiko yang mungkin muncul hanya nyeri ringan, memar, atau infeksi di lokasi tusukan jarum. Risiko lebih besar muncul jika tes ini tidak dilakukan dengan benar.
Baca Juga : Tenggorokan Kering Mengganggu Aktivitas? Coba Cara Ampuh Berikut Ini!