Saat Osteoporosis Menyerang, Inilah Perubahan yang Terjadi pada Tubuh

Juli 27, 2025

JASAPAKETAQIQAH.COM – Osteoporosis merupakan kondisi yang memengaruhi ratusan juta orang di dunia, menyebabkan tulang menjadi lemah dan rapuh. Di Amerika Serikat, lebih dari 10 juta penduduk berusia di atas 50 tahun terkena osteoporosis. Kondisi ini sering kali tidak menimbulkan gejala sampai akhirnya terjadi patah tulang.

Dr. Nasim A. Chowdhury, kepala bidang rehabilitasi medis di New York Presbyterian Hospital, mengatakan bahwa osteoporosis dikenal sebagai “penyakit senyap” karena sering kali berkembang tanpa disadari. Untuk mencegahnya, sangat penting memahami faktor risiko, menjalani gaya hidup sehat, dan rutin berolahraga.

Apa Itu Osteoporosis?

Menurut National Institute of Arthritis and Musculoskeletal Disease, osteoporosis terjadi akibat penurunan signifikan dalam kepadatan mineral dan massa tulang, yang membuat tulang lebih lemah. Area tubuh yang paling rentan adalah pinggul, tulang belakang, dan pergelangan tangan.

Tanpa tes khusus, seperti pindai DEXA yang menggunakan sinar X untuk mengukur kepadatan tulang, sangat sulit mendeteksi osteoporosis secara dini. “Banyak pasien baru mengetahui kondisi mereka setelah mengalami patah tulang akibat jatuh,” ujar Dr. Chowdhury. Meski sering kali tidak memiliki tanda awal yang jelas, nyeri punggung atau perubahan postur tubuh mungkin menjadi indikasi untuk segera memeriksakan diri ke dokter.

Bagaimana Tubuh Terpengaruh oleh Osteoporosis?

Osteoporosis melemahkan kekuatan tulang dan meningkatkan risiko patah tulang osteoporotis. Dr. Chowdhury menjelaskan bahwa proses ini melibatkan dua jenis sel utama: osteoblas yang membantu membangun tulang, dan osteoklas yang berperan merusak struktur tulang. Perubahan keseimbangan antara kedua sel ini berkontribusi pada pengeroposan tulang.

Hormon seperti estrogen dan testosteron memegang peranan penting dalam menjaga keseimbangan proses tersebut. Pada wanita, penurunan kadar estrogen, terutama setelah menopause, menjadi penyebab utama osteoporosis. Wanita juga memiliki kepadatan tulang yang lebih rendah dibandingkan pria, sehingga risiko patah tulang lebih tinggi. Selain itu, faktor-faktor seperti usia di atas 50 tahun, riwayat keluarga, konsumsi alkohol atau obat tertentu, merokok, dan kurangnya aktivitas fisik semakin meningkatkan kemungkinan terkena osteoporosis.

Bagaimana Cara Mengatasi Osteoporosis?

Penanganan osteoporosis disesuaikan dengan kebutuhan individu dan biasanya mencakup latihan fisik, pengobatan, dan penerapan gaya hidup sehat. Dr. Chowdhury merekomendasikan beberapa langkah berikut:

Latihan Fisik

Latihan kekuatan sangat penting dalam menjaga kesehatan tulang. Kombinasikan dengan olahraga seperti jalan kaki, jogging, atau lari untuk merangsang pembentukan tulang. Latihan keseimbangan seperti yoga dan tai chi juga dapat membantu. Bila perlu, konsultasikan dengan dokter atau terapis fisik untuk menentukan jenis latihan yang sesuai.

Konsumsi Obat

Dokter dapat meresepkan obat untuk membantu mengontrol osteoporosis. Bisfosfonat, hormon paratiroid, dan inhibitor sklerostin adalah beberapa jenis obat yang dapat memperlambat atau menghentikan pengeroposan tulang.

Gaya Hidup Sehat

Pola makan kaya kalsium dan vitamin D sangat penting untuk mendukung kesehatan tulang. Kalsium membantu memperkuat tulang, sementara vitamin D berperan dalam penyerapan kalsium oleh tubuh. Jika asupan keduanya melalui makanan kurang mencukupi, pertimbangkan suplemen dengan terlebih dahulu berkonsultasi pada tenaga medis. Selain itu, hindari kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol untuk mengurangi risiko kerusakan tulang lebih lanjut.

Dengan tindakan pencegahan dan pengelolaan yang tepat, risiko komplikasi akibat osteoporosis dapat diminimalkan secara signifikan.

Baca Juga : Gejala Melanoma, Kanker Kulit Mematikan yang Menyerang Katherine Ryan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *