JASAPAKETAQIQAH.COM – Munculnya benjolan di leher dapat menandakan berbagai kondisi, mulai dari yang bersifat ringan hingga serius. Gejala ini sering memicu kekhawatiran yang memerlukan perhatian lebih.
Menurut dr. Irawati, Sp. THT-BKL, spesialis telinga, hidung, tenggorokan serta bedah kepala leher di Rumah Sakit EMC Tangerang, bersama dr. Jefri, Sp.B., spesialis bedah umum, ada beberapa faktor medis yang dapat menyebabkan benjolan di leher. Berikut empat kemungkinan di antaranya:
Gondongan
Gondongan merupakan penyakit menular yang menyerang kelenjar parotis yang terletak di bawah telinga. Kondisi ini disebabkan oleh virus dari kelompok paramyxovirus.
Penyakit ini lebih sering terjadi pada anak-anak berusia 2-12 tahun, terutama bagi mereka yang belum mendapatkan vaksin MMR dan memiliki sistem imun yang lemah. Proses penularannya cukup mudah, seperti melalui percikan air liur, kontak langsung, atau penggunaan alat makan secara bergantian.
Selain pembengkakan di area bawah telinga atau pipi, gondongan biasanya disertai gejala lainnya seperti demam, sakit kepala, serta rasa sakit saat menelan.
Tiroid
Gangguan tiroid adalah kondisi medis yang melibatkan perubahan bentuk atau fungsi kelenjar tiroid di leher. Penyakit ini bukanlah penyakit menular dan lebih sering dialami oleh wanita dibandingkan pria.
Masalah tiroid meliputi hipotiroidisme, hipertiroidisme, gondok, nodul tiroid, hingga kanker tiroid. Pemicunya dapat berupa kurangnya konsumsi yodium, peradangan kelenjar tiroid, faktor genetik, atau kondisi autoimun.
Gejalanya sangat beragam tergantung jenis gangguan yang dialami. Produksi hormon tiroid berlebih dapat menyebabkan tremor, gangguan tidur, dan detak jantung yang meningkat. Sebaliknya, kekurangan hormon tiroid dapat memicu rasa lelah berlebihan, rambut rontok, serta pembengkakan pada tubuh.
Kista
Kista adalah benjolan berisi cairan, udara, atau zat padat yang terbentuk di bawah kulit maupun bagian tubuh tertentu. Beberapa jenis kista yang bisa menyebabkan benjolan di leher antara lain kista sebasea, kista duktus tiroglosus, dan kista tiroid.
Faktor penyebab kista bervariasi. Misalnya, kista sebasea muncul akibat kerusakan pada saluran yang membawa minyak kulit (sebum), kista duktus tiroglosus terjadi karena saluran tiroglosus gagal menghilang pada masa perkembangan, sedangkan kista tiroid disebabkan oleh perubahan jaringan pada kelenjar tiroid.
Sebagian besar kasus kista bersifat jinak dan tidak membahayakan. Namun jika benjolan terus membesar serta disertai rasa nyeri atau gejala lainnya, penting untuk segera konsultasi dengan dokter guna memastikan diagnosis dan mendapatkan langkah penanganan yang tepat.
Limfoma
Limfoma merupakan salah satu jenis kanker darah yang terjadi akibat perubahan DNA pada sel darah putih bernama limfosit. Limfosit adalah bagian penting dari sistem kekebalan tubuh yang berfungsi melawan virus dan penyakit.
Sel-sel limfosit dapat ditemukan di berbagai jaringan tubuh, seperti sumsum tulang, kelenjar getah bening, dan saluran pencernaan. Ketika limfosit di kelenjar getah bening mengalami mutasi dan berkembang secara tidak terkendali, terbentuklah sel kanker.
Mutasi tersebut sering kali mengakibatkan munculnya benjolan pada leher atau area tubuh lainnya. Selain benjolan, gejala limfoma meliputi demam, rasa gatal, sesak napas, dan keringat berlebihan di malam hari.
Kanker
Benjolan di leher bukan hanya disebabkan oleh kanker tiroid atau limfoma, tetapi juga bisa berasal dari jenis kanker lain seperti kanker mulut dan tenggorokan.
Umumnya, kedua jenis kanker ini dipicu oleh kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, kurangnya perhatian terhadap kesehatan mulut, serta rendahnya asupan buah dan sayur dalam pola makan.
Gejala kanker mulut dapat berupa rahang yang terasa kaku, kesulitan berbicara, atau sakit tenggorokan. Sementara kanker tenggorokan sering ditandai dengan batuk kronis, sakit pada tenggorokan, serta telinga yang berdengung.
Mengatasi Benjolan di Leher
Penanganan benjolan di leher harus disesuaikan dengan penyebabnya. Jika kondisi ini disebabkan oleh infeksi virus seperti gondongan, pasien biasanya hanya perlu cukup istirahat dan menggunakan obat untuk meringankan gejala.
Namun, jika penyebabnya adalah limfoma, kanker mulut, atau kanker tenggorokan, diperlukan tindakan lebih serius seperti radioterapi, kemoterapi, atau bahkan operasi. Jenis penanganan ini bergantung pada stadium serta tipe kanker yang dialami.
Pemeriksaan dini sangat penting untuk mencegah komplikasi dan memastikan diagnosis yang akurat. Perhatikan tanda-tanda seperti demam, rasa nyeri, atau benjolan yang cepat membesar.
Apabila kondisi terus memburuk, konsultasikan segera ke dokter agar dapat dilakukan penanganan yang tepat sesuai dengan penyebabnya.
Baca Juga : 5 Efek Berbahaya Pendarahan Otak dan Langkah Penanganan yang Harus Dilakukan