Pakar Farmasi UGM Mengingatkan Bahaya Konsumsi Obat Pereda Nyeri terhadap Ginjal

April 24, 2025

JASAPAKETAQIQAH.COM – Obat pereda nyeri sering kali menjadi pilihan saat tubuh merasa tidak nyaman. Namun, ada kekhawatiran bahwa penggunaan obat pereda nyeri dapat berdampak buruk pada kesehatan ginjal.

Guru Besar Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Zullies Ikawati, menjelaskan bahwa meski obat pereda nyeri atau analgesik memiliki manfaat, penggunaannya harus tetap bijaksana. Penggunaan jangka panjang berpotensi menimbulkan efek buruk bagi kesehatan ginjal.

Prof Zullies, saat dihubungi Jumat (18/4/2025), menjelaskan, “Penggunaan jangka panjang analgesik dapat menimbulkan efek samping, meskipun tidak melebihi dosis yang dianjurkan. Terutama jika digunakan terus menerus tanpa pengawasan medis.”

Ada dua jenis utama obat pereda nyeri: paracetamol dan NSAID (Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs) seperti ibuprofen, diclofenac, dan naproxen. Paracetamol biasanya digunakan untuk mengurangi nyeri dan demam, namun tidak memiliki kekuatan anti-inflamasi setara dengan NSAID.

Kedua jenis obat ini sama-sama memiliki risiko efek samping terhadap ginjal, tetapi paracetamol cenderung lebih rendah. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan paracetamol dalam jangka panjang tetap bisa meningkatkan risiko penyakit ginjal, terutama jika ditambah dengan faktor kesehatan lain seperti dehidrasi atau tekanan darah tinggi.

Sementara itu, NSAID bekerja dengan menghambat enzim pembentuk prostaglandin, zat yang memicu nyeri dan peradangan. Namun, prostaglandin juga berperan penting dalam melindungi lambung dan fungsi ginjal. Sehingga, penghambatan sintesis prostaglandin dapat berdampak negatif pada lambung dan ginjal.

Prof Zullies melanjutkan, “NSAID dapat mengganggu aliran darah ke ginjal dengan menghambat prostaglandin, sehingga menyebabkan penurunan filtrasi ginjal. Akibatnya, NSAID dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal kronis, nefritis interstisial, bahkan gagal ginjal akut, terutama pada lansia atau pasien dengan gangguan ginjal, hipertensi, atau dehidrasi.”

Disarankan agar obat nyeri digunakan hanya ketika benar-benar diperlukan dan sesuai dosis yang dianjurkan. Penting juga untuk membaca label obat dan berkonsultasi dengan dokter jika nyeri tidak mereda.

“Prinsip utamanya adalah menggunakan dosis efektif terendah untuk waktu sesingkat mungkin,” tegasnya.

Baca Juga : Penting untuk Memahami Aturan Minum Obat Pereda Nyeri agar Ginjal Tetap Sehat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *