Sebaiknya Dibatasi: 5 Makanan yang Paling Disukai Sel Kanker

April 10, 2025

JASAPAKETAQIQAH.COM – Kanker merupakan penyakit yang sangat kompleks, dengan berbagai jenis dan penyebab yang beragam. Faktor-faktor yang dapat memicu kanker meliputi aspek genetik, riwayat keluarga, serta gaya hidup seseorang. Namun, sebagian besar kasus, yakni antara 80 hingga 90 persen tumor ganas yang berkembang menjadi kanker, berhubungan dengan faktor eksternal, khususnya gaya hidup.

Salah satu elemen gaya hidup yang sangat penting untuk diperhatikan adalah pola makan. Beragam penelitian menunjukkan bahwa beberapa jenis makanan dapat meningkatkan risiko terkena kanker tertentu.

Beberapa makanan yang kita konsumsi juga dapat berkontribusi pada risiko diabetes tipe 2 dan obesitas, yang keduanya dikaitkan dengan tipe kanker tertentu. Di samping itu, makanan yang mengandung karsinogen, zat-zat berbahaya yang berpotensi menyebabkan kanker, bisa berbahaya tergantung pada tingkat dan durasi paparan.

Lantas, makanan apa sajakah yang disukai oleh sel kanker?

1. Daging Olahan

Daging olahan terdiri dari berbagai jenis daging yang diawetkan dengan cara diasapi, diasinkan, diawetkan, atau dikalengkan. Sebagian besar daging olahan adalah daging merah, dan contohnya meliputi hot dog, salami, sosis, ham, kornet sapi, dan dendeng sapi. Proses pengawetan daging dengan nitrit dapat membentuk senyawa karsinogen yang dikenal dengan senyawa N-nitroso. Selain itu, metode pengasapan dapat menghasilkan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) yang bersifat karsinogenik. Daging olahan telah diidentifikasi sebagai faktor risiko utama untuk kanker kolorektal, dan penelitian lain juga menunjukkan keterkaitannya dengan kanker lambung dan kanker payudara.

2. Makanan yang Digoreng

Menggoreng makanan bertepung pada suhu tinggi dapat menghasilkan senyawa akrilamida, yang terbentuk selama proses menggoreng, membakar, atau memanggang. Makanan bertepung yang digoreng, seperti kentang goreng dan keripik kentang, sangat kaya akan akrilamida. Penelitian menunjukkan bahwa akrilamida dapat bersifat karsinogenik dan berdampak negatif pada DNA serta memicu kematian sel. Makanan yang digoreng juga dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan obesitas, yang pada gilirannya dapat meningkatkan risiko kanker.

3. Makanan yang Dimasak Terlalu Lama

Memasak makanan, terutama daging, pada suhu tinggi dan dalam waktu yang lama dapat menghasilkan karsinogen. Proses ini dapat membentuk senyawa Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAH) dan amina heterosiklik yang meningkatkan risiko kanker dengan cara mengubah DNA sel. Untuk meminimalkan risiko tersebut, dianjurkan untuk menggunakan metode memasak yang lebih sehat, seperti memasak dengan api kecil, memasak dengan tekanan tinggi, serta memanggang atau membakar pada suhu lebih rendah.

4. Gula dan Karbohidrat Olahan

Makanan manis dan karbohidrat olahan dapat meningkatkan risiko kanker secara tidak langsung. Contoh dari makanan ini termasuk minuman manis bersoda, makanan panggang, pasta putih, roti putih, nasi putih, dan sereal manis. Konsumsi tinggi makanan manis dan bertepung dapat berkontribusi terhadap risiko diabetes tipe 2 dan obesitas, yang keduanya memicu peradangan dan stres oksidatif, sehingga meningkatkan potensi terkena kanker.

Dengan memahami makanan-makanan yang berisiko ini, kita bisa lebih bijak dalam memilih asupan sehari-hari demi menjaga kesehatan dan mencegah kanker.
Diabetes tipe 2 telah terbukti meningkatkan risiko terjadinya kanker ovarium, payudara, dan endometrium (rahim). Selain itu, konsumsi gula dan karbohidrat olahan yang tinggi dapat menyebabkan kadar glukosa darah meningkat, yang merupakan faktor risiko kanker kolorektal.

Untuk mengurangi dampak kesehatan dari karbohidrat olahan, sebaiknya Anda mengganti makanan tersebut dengan pilihan yang lebih sehat seperti:

– Roti gandum utuh
– Pasta gandum utuh
– Nasi merah
– Gandum

Ketika berbicara mengenai konsumsi alkohol, penting untuk diketahui bahwa hati mengolah alkohol menjadi asetaldehida, suatu senyawa yang bersifat karsinogenik. Asetaldehida dapat meningkatkan kerusakan DNA serta menimbulkan stres oksidatif. Selain itu, senyawa ini juga mengganggu fungsi sistem kekebalan tubuh, sehingga mempersulit kemampuan tubuh dalam mengidentifikasi dan menghancurkan sel prakanker serta sel kanker.

Bagi wanita, konsumsi alkohol dapat meningkatkan kadar estrogen di dalam tubuh. Sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2015 mengaitkan peningkatan kadar estrogen ini dengan risiko lebih tinggi terkena kanker payudara yang memiliki reseptor estrogen positif.

Baca Juga : Awal Mula Seorang Pria Berusia 27 Tahun Menghadapi Penyakit Ginjal Kronis Stadium 4 yang Salah Diduga Sebagai Asam Urat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *